Senin, Februari 04, 2008

SINDROM ANTIFOSFOLIPID

".....SINDROM antifosfolipid sering tak disadari karena memang tidak membuat pengidap merasa tak enak badan atau mudah kena infeksi. Baru diketahui jika terjadi trombosis di organ tubuh yang langsung terasa efeknya, misalnya, gangguan Penglihatan, pendengaran, stroke maupun sekadar bercak-bercak biru atau merah seperti perdarahan di bawah kulit tanpa sebab. Sindrom ini terjadi pada 11-22 persen wanita yang sering keguguran....."

---

Jika Buah Hati Tak Kunjung Tiba

NYONYA Fani sangat terpukul ketika bayi yang dinanti-nanti selama lima tahun pernikahannya meninggal dalam kandungan pada usia 32 minggu. Sementara, Ny Lira mengalami empat kali keguguran di awal kehamilan. Sepintas tidak ada yang salah dalam kesehatan kedua wanita itu. Mereka sehat, cukup gizi dan olahraga, serta hidup bahagia.Pemeriksaan virus TORCH (toksoplasma, rubela/campak Jerman, sitomegalovirus, dan herpes) menunjukkan hasil negatif.

Belakangan diketahui, keduanya mengalami sindrom antifosfolipid (APS). Jika terjadi 20 tahun lalu, harapan Ny Fani dan Ny Lira untuk mendapatkan keturunan sangat kecil, karena keguguran akan sering terulang tanpa diketahui sebab dan pengobatannya. Tapi kini, APS bisa dikoreksi dan keguguran bisa dicegah.

Sindrom antifosfolipid menurut situs hygeia.org merupakan gangguan pada sistem kekebalan tubuh. Dalam keadaan normal, antibodi-suatu protein yang dibuat sistem kekebalan tubuh-berfungsi membasmi zat asing yang masuk tubuh seperti virus atau bakteri. Oleh sebab yang belum diketahui, kadang-kadang sel tubuh juga dikira zat asing. Dalam hal APS, fosfolipid yang merupakan bagian membran sel dianggap sebagai zat asing sehingga tubuh membuat antibodi untuk menyerang.

Akibatnya, darah cenderung mengental dan terjadi trombosis (pembekuan darah di pembuluh darah). Trombosis di tali pusat akan menghambat penyaluran zat gizi dan oksigen ke janin, menyebabkan pertumbuhan janin tak sempurna, bahkan mati. Bagi ibu, trombosis meningkatkan kejadian preeklampsia (tekanan darah tinggi selama kehamilan).
Trombosis juga bisa mengganggu penempelan sel telur yang telah dibuahi ke selaput lendir rahim (endometrium) sehingga terjadi keguguran.

Trombosis juga bisa terjadi di organ lain seperti mata, menyebabkan buta; telinga, menyebabkan tuli; pembuluh vena di lengan atau kaki menyebabkan deep vein thrombosis (DVT), otak, jantung, ginjal, hati serta kulit. Gangguan ini diteliti sekitar tahun 1983.


***
SINDROM antifosfolipid sering tak disadari karena memang tidak membuat pengidap merasa tak enak badan atau mudah kena infeksi. Baru diketahui jika terjadi trombosis di organ tubuh yang langsung terasa efeknya, misalnya, gangguan penglihatan, pendengaran, stroke maupun sekadar bercak-bercak biru atau merah seperti perdarahan di bawah kulit tanpa sebab. Sindrom ini terjadi pada 11-22 persen wanita yang sering keguguran.

Untuk mendiagnosis, biasanya dokter mendasarkan pada pemeriksaan antikoagulan lupus (LAC) dan/atau antibodi antikardiolipin (ACA). Untuk memastikan biasanya pemeriksaan diulang selang delapan minggu, jika positif berarti sedang mengalami APS. Pasalnya, kadar antibodi ini bisa naik turun bahkan tidak ditemukan.

Menurut situs womens-health.co.uk APS terjadi pada sekitar dua persen wanita. Pria juga bisa kena, namun tak ada data mengenai hal itu.Gangguan ini bisa diturunkan meski tidak pada semua anak.

Untuk mencegah keguguran biasanya diberikan aspirin, heparin atau kortikosteroid sesuai kebutuhan. Dengan pengobatan dilaporkan 70-75 persen pengidap APS berhasil melahirkan anak dengan selamat. Selama kehamilan mereka akan diperiksa lebih intensif dibanding wanita hamil normal. Jika kondisi janin mengkhawatirkan, akan dilahirkan lewat operasi caesar.

Untuk meningkatkan keberhasilan, ibu disarankan minum banyak air, sering berendam atau berenang untuk meningkatkan peredaran darah termasuk ke plasenta, berhenti merokok atau menghindari asap rokok serta mengobati tekanan darah tinggi, dan kadar kolesterol tinggi. Setelah melahirkan, pengidap APS disarankan tidak menggunakan pil kontrasepsi yang mengandung estrogen. (atk)

Sumber: Kompas

Tidak ada komentar: