Selasa, November 04, 2008

10 misteri bayi— kini terpecahkan!

Abel (18 bulan) tiba-tiba bersorak, “Yeah!” Tidak jelas mengapa ia bersorak seperti itu. Apakah untuk acara TV yang sedang asyik ditontonnya atau untuk menyambut sang mama yang baru pulang bekerja. “Itu tidak penting. Yang pasti nih, saya ikut-ikutan bersorak. Abel pun terkikik-kikik sampai bahunya terguncang-guncang. Entah mengapa waktu itu ia memamerkan gaya tertawa yang agak…. aneh,” tutur Ria Suryadi, mama satu anak yang tinggal di Perumahan Green Garden, Jakarta Barat.

Tiap harinya, ada saja polah baru Abel. Sekarang tertawa terkikik-kikik, padahal kemarin dia menangis tersedu-sedu dan kelihatan sedih sekali. Dan semua itu dilakukannya untuk menarik perhatian mama tercinta. Suami Ria sampai terkagum-kagum melihat ulah si kecil, bahkan berulang kali bertanya, “Siapa sih, yang ngajari dia tertawa seperti itu?” Atau kadang-kadang terselip nada bangga dari ucapannya, “Jangan-jangan ia punya bakat akting.”

Dulu, Ria cuma mengangkat bahu melihat polah Abel yang suka macam-macam. Tapi setelah curhat dengan beberapa sahabat yang punya anak lebih kecil dari Abel – plus mereka mengalami hal serupa – Ria jadi mengerti kalau sebagian besar tahapan tumbuh kembang tidak muncul begitu saja. Ternyata anak melatih dirinya setiap hari – dan dalam proses berlatih itu mungkin saja beraksi dengan cara yang mengejutkan, membingungkan, atau bahkan mengkhawatirkan.

Butuh bukti? Simak deh, cerita seru sahabat-sahabat saya tentang anak-anaknya. Plus simak juga penjelasan dari pakar perkembangan seputar apa yang terjadi pada bayi-bayi mereka.

1. “Bayi saya tidak pernah merangkak.”
“Tidak seperti kedua kakaknya, Dea (sembilan bulan) tidak melalui tahapan merangkak. Setelah mahir duduk, ia langsung berdiri dan merambat pada benda-benda di sekitarnya untuk mengambil sesuatu. Normal nggak, sih?” tanya Lani Wijaya, mama tiga anak yang tinggal di Petojo, Jakarta Pusat.

Pemecahan misteri: “Merangkak adalah keterampilan yang sifatnya teknis, dan tak ada cara paling benar untuk melakukannya,” kata Alison Gopnik, Ph.D., profesor psikologi di University of California, Berkeley, sekaligus penulis The Scientist in the Crib. “Beberapa bayi merayap di atas perutnya; sedangkan lainnya merangkak mundur. Sebagian lagi malah tidak pernah merangkak – dari duduk langsung berjalan.”
Gopnik menambahkan, “Bayi yang bobotnya lebih berat butuh waktu lebih lama untuk berlatih merangkak ketimbang bayi yang lebih kurus. Ini berarti bentuk tubuh bisa mempengaruhi gaya merangkak si kecil.”

2. “Reaksi si kecil suka berlebihan.”
“Pertama kali diajak ke Ancol, Dino (satu tahun dua bulan) senang sekali. Dengan antusias, ia berjalan di area jogging track yang ada di pinggir pantai. Tapi, begitu kami pindah ke area yang berpasir, ia langsung mogok jalan. Selain kelihatan ngeri, geli, dan jijik; Dino minta digendong dan tak mau sedetikpun bermain di pasir,” cerita Deviana, mama tiga anak dan warga Grogol, Jakarta Barat. “Rencananya sih, saya ingin memperkenalkan suatu pengalaman yang baru. Terbayang betapa gembiranya si kecil bermain di atas pasir yang lembut. Tapi ternyata.…”

Pemecahan misteri: Anak sering bereaksi berlebihan begitu menemukan sesuatu yang kontras. Tapi, itu juga merupakan pertanda baik. “Reaksi tersebut adalah sinyal kalau bayi semakin matang dan mampu membedakan sesuatu yang benar-benar lain,” tutur Stefanie Powers, pakar tumbuh kembang anak di Zero to Three, Washington, D.C. Bisa jadi, bayi Anda untuk pertama kalinya akan memperhatikan hal kontras yang ada di atas lantai, sesuai jarak pandangnya.

3. “Apakah sudah benar-benar bisa berteman?”
“Suatu Minggu, saya ajak Andin (satu tahun lima bulan) ke rumah Ricky, sepupunya yang sebaya, biar bisa main bersama. Tapi yang terjadi, Ricky malah tak mau lepas dari gendongan mamanya. Dan Andin? Ia malah lebih asyik memperhatikan botol jus yang dikocok-kocok mamanya Ricky. Bahkan, ia memandang dengan penuh takjub,” cerita Cynthia Djordy, mama dua anak yang bermukim di perumahan Jaka Sampurna, Bekasi Selatan. Gagal deh, misi Cynthia untuk mengajarkan Andin bersosialisasi.

Pemecahan misteri: “Selama ini, bayi-bayi dianggap tidak pernah memperhatikan anak lain,” kata Powers. Juga, tambahnya, ada daya tarik tersendiri dari gerakan cepat seseorang yang setinggi jarak pandangnya. “Bayi-bayi biasanya tertarik pada anak-anak yang duduk di lantai bersamanya dan suka bermain, serta tidak suka duduk diam di kursi seperti halnya orang dewasa.”

4. “Kok tak ada capeknya?”
“Setelah mahir duduk, Mandy (10 bulan) rajin memamerkan kemampuan berdirinya pada seluruh anggota keluarga. Dari posisi duduk, ia lalu berdiri dan bergoyang-goyang sebentar sambil memandang ke arah kami dengan bangga. Lucunya, hal itu tidak cukup dilakukan sekali saja, melainkan ‘harus’ berkali-kali. Saya tak habis pikir. ‘Apa nggak capek, tuh?’” tutur Lily Setyani, mama tiga anak yang tinggal di Green Vile, Jakarta Barat.

Pemecahan misteri: “Bayi belajar melalui latihan,” ujar Lise Eliot, Ph.D., penulis What’s Going On in There? How the Brain and Mind Develop in the First Five Years of Life. Mengulangi suatu tugas sampai berkali-kali amat besar manfaatnya bagi si kecil: Hal itu bisa memperkuat otot-otot dan membangun ‘jalur’ baru dalam otak, sehingga ia makin piawai saat melakukan berbagai gerakan. Semua itu membuat keterampilan motoriknya kian oke.

5. “Biarpun ngantuk, tetap saja tak mau tidur.”
“Begitu ngantuk menyerang, Ferren (satu tahun tiga bulan) suka ngadat. Ia mulai cari gara-gara dengan merengek, mengamuk atau membanting-banting mainan. Padahal, sebentar-sebentar mulut kecilnya menguap. Sebenarnya saya sudah tahu kalau Ferren sudah mengantuk berat. Tapi, jika saya mengajaknya ke kamar tidur, ia langsung meronta-ronta dan tidak mau dininabobokan. Ia berjuang mati-matian menahan rasa kantuk. Kalau ngantuk, kenapa ia malah sulit diajak tidur?” tanya Indriani Gunadi, mama satu anak yang tinggal di Menteng, Jakarta Pusat.

Pemecahan misteri: “Semakin muda usia bayi, semakin sulit bagi mereka untuk beralih dari satu kondisi yang membangkitkan semangatnya ke kondisi lain,” kata Gopnik. Sementara orang dewasa bisa secara bertahap mengikuti kantuknya, para bayi justru beralih dari suasana terjaga dan gembira ke kondisi super capek dalam sekejap mata. Perubahan mendadak ini membuat mereka butuh bujukan orang dewasa untuk tenang lagi.

6. “Ngomong apa sih?”
Kayla (sebelas bulan) sering mengeluarkan suara aneh yang diikuti ekspresi tertentu. Kadang dia berpura-pura batuk. Di lain waktu ia malah ‘menggeram’, yang disusul dengan menunjuk sebuah obyek sambil bergumam “Pa-pah!” Tadinya, saya kira ia ingin memanggil papanya. Ketika kami menunjuk ke papanya, dia malah cuek saja,” cerita Joanna Gunawan, mama dua anak yang bermukim di Panglima Polim, Jakarta Selatan.
Pemecahan misteri: Suara-suara ini adalah satu bentuk dari permainan vokal, yang merupakan bagian dari proses belajar bicara. “Awalnya bayi akan membuat suara semacam ini tanpa disengaja, namun bila orang tuanya terus mendorong, ia akan mencoba dan mencoba lagi,” kata Powers. Semakin banyak jenis suara yang dilontarkan, semakin baik – karena itu adalah persiapan untuk merangkai vokal dan konsonan menjadi suatu kata.

Bahkan cara Kayla menggerakkan tangan dan mengucapkan “Pa-pah!”adalah tahapan tumbuh kembang. “Awalnya, saat berinteraksi dengan Anda, bayi cukup puas dengan tersenyum dan bergumam. Lalu, sekitar usia sembilan bulan, ia mulai ingin tahu seputar apa yang Anda rasakan tentang sesuatu atau orang lain. Ini merupakan langkah untuk belajar bersosialisasi,” Gopnik bertutur. Begitu anak menunjuk-nunjuk dan mengeluarkan suara, sebenarnya ia memberitahu Anda bahwa ia menyadari adanya sesuatu, dan meminta Anda berbagi pendapat tentang hal itu.

7. “Tangannya suka iseng.”
“Saya sering memakai baju dengan belahan di tengah. Tapi anak saya, Della (10 bulan), selalu berusaha merapatkan belahan tersebut. Padahal, ia sedang asyik menyusu botol di pangkuan saya. Mula-mula saya bisa mengalihkan keisengannya dengan menyingkirkan tangannya. Namun, tak lama kemudian tangannya kembali ‘beraksi’. Bete, deh,” cerita Dewi Handayani, mama dua anak, warga Tebet, Jakarta Selatan.

Pemecahan misteri: Anda tahu persis kalau banyak mama secara alami bisa melakukan seabrek tugas sekaligus? Nah, begitu pula dengan beberapa anak. Bayi yang gelisah mungkin butuh aktivitas lain untuk menghibur dirinya selagi menyusu. Jika anak makin sulit dialihkan perhatiannya, ini sinyal kalau pikirannya berkembang pesat, kata Eliot. Lama kelamaan anak akan menyadari bahwa sesuatu akan terus ada, sekalipun tidak terlihat dengan kedua matanya.

8. “Ia kagum sekali dengan tangannya.”
“Bima (enam bulan) senang sekali bermain-main dengan tangannya. Kadang ia melambai-lambai, kadang menutup dan membuka telapak tangan. Ekspresinya suka agak bingung. Bisa jadi dia berpikir, ‘Kok bisa ya, tangan saya membuat gerakan seperti ini?’” cerita Sekar Ningrum, mama satu anak yang tinggal di Jelambar, Jakarta Barat.

Pemecahan misteri: Tepat sekali, seperti itulah yang dipikirkan Bima! “Dia jadi lebih pandai ’mengendalikan’ gerakan tangannya, namun tidak selalu menyadari bahwa dirinyalah yang membuat tungkai dan lengannya bergerak,” kata Powers. “Makanya dia terus menatap tangannya sambil berpikir, ‘Maksud kamu tangan ini tidak bergerak sendiri?’”

9. “Apa yang lucu sih?”
“Cici (tujuh bulan) bisa tertawa terbahak-bahak melihat saya memakai topi besar. Atau tawanya tiba-tiba meledak saat menyaksikan ayahnya naik kursi untuk membetulkan lampu. Apa lucunya ya?” cerita Tiara Ridwan, mama tiga anak yang tinggal di Tomang, Jakarta Barat.

Pemecahan misteri: “Hal yang tak terduga-duga bisa menjadi lucu,” kata Eliot. Cici tahu siapa yang ada di balik topi besar, sehingga menganggapnya sedang melakukan penyamaran yang menggelikan. Dan soal ayah yang naik kursi, mungkin nih, itu bukan hal yang biasa dilakukan ayah. Jadi amat menyenangkannya.

10. “Begitu kipas angin berputar, matanya tidak berkedip.”
“Pertama kali melihat kipas angin di langit-langit berputar, Raya (satu tahun) langsung memperlihatkan ekspresi ngeri. Walau begitu, matanya terus menatap kipas angin itu,” cerita Anneke S., mama dari dua anak yang tinggal di Batu Tulis, Jakarta Pusat.

Pemecahan misteri: “Bayi selalu terpesona pada sesuatu yang bergerak, dan dari perspektif evolusi hal itu bisa dimengerti,” kata Eliot. “Otak kita dirancang untuk keperluan itu – kita mencari predator alias pemangsa, atau hewan buruan. Tak heran bila si kecil (si pemangsa? hewan buruan?) tidak mau melepaskan pandangan dari kipas angin.”

Cerdas Motorik Lewat Bermain

Bayi sangat menikmati permainan bersama ayah dan bundanya. Kecerdasan motoriknya pun berkembang pesat.

Anda berdua pasti ingin memberikan stimulasi yang tepat agar segenap potensi kecerdasan si kecil berkembang optimal. Caranya? Tak perlu repot. Sering-seringlah mengajak si kecil bermain.

Ya, bermain memang sangat membantu si kecil mengembangkan segala potensinya. Termasuk, keterampilan motoriknya, baik itu motorik halus maupun motorik kasar. Asyik ‘kan... sambil bermain, Anda bisa mengasah kecerdasan kinestetik si kecil.

* Lahir – 2 bulan

Anda mungkin belum bisa memberikan benda apa pun untuk dimainkan si kecil. Maklumlah, dia kan masih dalam masa penyesuaian diri dengan lingkungan baru.

Gerakannya saat ini sebagian besar masih berupa gerak refleks (refleks mengisap, menggenggam, dan sebagainya). Untuk Anda tahu, otot-otot bayi berusia 1–2 bulan masih lemah dan belum berfungsi dengan baik.

Permainan yang dianjurkan:

Ajak bayi Anda melakukan permainan yang tidak menuntut aktivitas gerak. Anda bisa memasang poster gambar hitam-putih, mainan warna-warni yang digantung di boksnya, meniup wajahnya dengan sedotan, atau memperdengarkan musik sambil berdansa bersama si kecil dalam dekapan Anda.

Usia 3-4 bulan

Jika dalam 2 bulan pertama gerakan bayi masih dikuasai berbagai refleks, kini ia mulai dapat menggerak-gerakkan tubuhnya atas kemauan sendiri. Otot lehernya pun sudah lebih kuat, sehingga bayi dapat berbaring telentang dengan memandang lurus ke depan. Ia bahkan sudah kuat ditengkurapkan.

Lengan dan kakinya pun sudah lebih bebas bergerak sejalan dengan kemampuannya menggerak-gerakkan kepalanya. Pada masa ini, yang terpenting adalah kemampuan mengangkat tangan ke depan wajahnya lalu mengamati jemarinya sendiri.

Jari-jemarinya pun kini dapat ia gerak-gerakkan. Jika Anda memperlihatkan mainan berwarna cerah, si kecil akan berusaha menggapainya dengan penuh semangat. Jika ia berhasil meraihnya, si kecil pun akan menggenggam dan memindahkannya dari satu tangan ke tangan yang lain.

Seiring dengan berkembangnya gerakan tangan dan lengan bayi, gerakan kakinya juga meningkat pada bulan ini. Selain itu, ia pun dapat menggerakkan seluruh tubuhnya.

Permainan yang dianjurkan:

* Anda dapat menggantung benda-benda yang ringan, seperti balon atau kertas di atas boksnya (dekat kaki bayi). Biarkan kakinya menendang-nendang benda-benda tersebut. Lambat laun, ia akan menyadari bahwa tendangannyalah yang menyebabkan benda itu bergerak.
* Untuk keterampilan tangannya, gantunglah mainan yang bisa diraihnya. Usahakan mainan tersebut terikat dengan baik, sehingga tidak bergerak bila disentuh olehnya.
* Cobalah lakukan “pijat”, berupa sentuhan lembut namun mantap. Selain merupakan ekspresi kasih sayang Anda, kegiatan ini bermanfaat untuk memberikan rangsangan taktil (berkaitan dengan sentuhan dan rabaan) yang sangat bermanfaat. Misalnya, membuat anak lebih waspada, tenang, dan merasa nyaman, serta melancarkan peredaran darah.
* Beberapa gerakan olah tubuh, seperti:
- Arm strecth (meregangkan lengan) dengan cara mengangkat satu tangan bayi ke atas secara bergantian saat ia dalam posisi telentang.
- Telentangkan si kecil lalu gerakan kedua kakinya seperti dia mengayuh sepeda. Gerakan ini untuk melatih otot-otot kakinya.
- Dari posisi telentang, coba Anda angkat tubuhnya dengan menarik kedua tangannya (khusus bagi bayi yang otot lehernya sudah kuat). Pura-puranya, si kecil sedang sit-up!

· Usia 5-7 bulan

Otot-otot tangan dan kaki si kecil kini kian kuat. Ia makin aktif menggunakan kedua kakinya untuk menendang, menggeser, atau mendorong. Otot leher dan punggungnya pun kini lebih kuat. Ia dapat membalikkan, menggulingkan, bahkan menggeser badannya. Akhirnya, ia dapat duduk sendiri tanpa bantuan orang lain di usia sekitar 7 bulan.

Kepandaian lainnya adalah kemampuannya menggenggam barang. Setelah pandai menggenggam, ia akan menikmati aktivitas menjatuhkan dan melempar benda-benda. Lalu di usia sekitar 7 bulan, si kecil dapat menggunakan jari dan ibu jari bersama-sama untuk sebuah tujuan, misalnya mengambil mainan.

Di usia 6-7 bulan, gigi-geligi bayi mulai tumbuh. Biasanya, si kecil merasa gatal pada gusinya dan selalu ingin menggigit sesuatu. Ia senang memasukkan segala sesuatu ke dalam mulutnya. Apa pun yang Anda berikan padanya akan dimasukkan ke dalam mulutnya dalam rangka memenuhi rasa ingin tahunya.

Permainan yang dianjurkan:

* Berikan benda dari arah yang berbeda sehingga ia harus “bekerja keras“ untuk menggapainya. Anda dapat memberikan botol plastik, atau mainan dari plastik yang bentuknya panjang.
* Berhubung si kecil sekarang senang “melempar“ benda-benda, cobalah memberinya benda-benda ringan yang bisa dilemparnya, seperti boneka, botol plastik, bola atau bantal.
* Karena sekarang ia senang memasukkan benda ke dalam mulutnya, berilah teether atau handuk kecil bersih untuk digigitnya.
* Si kecil pasti senang jika diajak berdansa bersama, atau ajak ia bouncing (melompat-lompat) di atas pangkuan Anda.
* Duduklah di sampingnya, sehingga ia akan terangsang untuk berguling mendekat ke arah Anda, atau letakkan mainan favoritnya di dekatnya.
* Main gerobak tangan (wheelbarrow). Caranya, dengan posisi bayi telungkup, pegang panggulnya, dan secara perlahan angkat tubuhnya. Ini adalah latihan yang baik untuk jungkir balik.

Usia 8-10 bulan

Masuk usia 8 bulan, kemampuan motorik bayi sudah makin berkembang. Ia dapat berputar, dan memindahkan mainan dari satu tangan ke tangan yang lain. Ia pun senang memukul-mukul benda dengan menggunakan kedua tangannya.

Kepandaian lain yang berkembang mulai usia 8 bulan ini adalah merangkak maju dan mundur. Bayi makin pandai berubah posisi, dari telungkup atau telentang kemudian akan mencoba merangkak. Lalu, karena otot leher, kaki dan tangannya sudah makin kuat, ia pun kian percaya diri. Dari posisi duduk, kini si kecil dapat bangkit dengan berpegangan pada benda lain (biasanya perabot rumah tangga seperti meja atau kursi).

Bagaimana dengan kedua tangannya? Wah, makin sibuk! Jika tangan yang satu menggenggam objek dan Anda memberikan objek lain, maka ia akan menggenggam benda kedua tanpa melepaskan benda pertama. Ia pun sudah pandai memberikan benda kepada orang lain tanpa bersungguh-sungguh ingin memberikannya. Jika diberi biskuit, si kecil bisa memegangnya sendiri, menggigit, dan mengunyahnya. Selain itu, ia senang memasukkan jari-jemarinya ke lubang kecil yang terbuka.

Permainan yang dianjurkan:

* Ayah atau bunda, duduklah agak jauh dari si kecil sambil memangku boneka kesayangannya. Goda agar ia datang ke pangkuan Anda. Biarkan ia merangkak untuk menjangkaunya. Ini bagus untuk melatihnya merangkak.
* Cobalah bermain merangkak bersama. Pura-puranya, Anda sedang berlomba dengannya untuk mengambil mainan.
* Berikan mainan, dan biarkan ia menggenggamnya. Lalu, pura-puralah untuk memintanya.
* Berikan beberapa mainan yang bisa dipukul-pukul, seperti balok-balok plastik atau gelas plastik.

Usia 11–12 bulan

Wow, kini bayi Anda makin gagah! Ia sudah bisa mengontrol otot punggung dan bahu sehingga bisa duduk tegak. Dengan menggunakan kekuatan otot dan lengannya, si kecil dapat menarik tubuhnya ke posisi berdiri, kemudian menurunkannya dengan cara berpegangan pada perabot rumah.

Kini, si kecil mampu berdiri dan berjalan merambat sambil berpegangan pada meja atau kursi yang kuat menyangga berat badannya. Ia juga sudah bisa mengangkat tubuhnya untuk berdiri sambil berpegangan, kemudian perlahan melepaskan pegangan dalam beberapa detik, lalu buk... ia jatuh terduduk karena keseimbangannya belum sempurna.

Perlahan tapi pasti, ketika ia sudah dapat berdiri sendiri, si kecil akan mencoba berjalan beberapa langkah, dan kemudian jatuh terduduk. Biarkan saja. Ketika merasa sudah siap, ia akan berjalan dengan mantap. Umumnya, bayi sudah dapat berjalan di saat usianya menginjak setahun.

Bagaimana dengan keterampilan tangannya? Hmmm... si kecil lagi senang memasukkan dan mengeluarkan balok-balok dari kotak. Ia juga senang memegang dengan ibu jari dan telunjuk untuk mengambil objek-objek kecil atau serpihan makanan.

Permainan yang dianjurkan:

* Letakkan mainan favoritnya di atas kursi yang agak tinggi, lalu biarkan ia berusaha mengambil mainan itu sendiri. Pastikan perabot kursi tersebut dapat menyangga berat badannya.
* Sediakan beberapa container atau kotak dan benda-benda yang cocok ukurannya untuk dimasukkan ke dalamnya, seperti kaus kaki, serbet, kartu mainan, dan balok-balok dari plastik. Biarkan ia memasukkan benda-benda itu ke dalam container untuk kemudian mengeluarkannya lagi.
* Sediakan potongan wortel atau apel (ingat, potongannya jangan terlalu kecil agar si kecil tidak tersedak), lalu sodorkan pada bayi Anda. Lihat apakah ia akan mengambil makanan tersebut dengan ibu jari dan telunjuknya. Mungkin, Anda akan menikmati keseriusan si kecil yang menggemaskan.

Nah, selamat bermain bersama si kecil! Namun penting diingat, seberapa besar pun yang Anda lakukan, Anda tidak dapat membuat si kecil mencapai tahap-tahap perkembangan lebih cepat dari rentang usia normalnya. Jadi, sebaiknya yang Anda lakukan adalah membantu agar si kecil tumbuh dan berkembang seoptimal mungkin.

Laila Andaryani Hadis

Jari-jari mungil yang terampil

Terampil gunakan jari dan tangan

Apakah si kecil Anda di rumah sudah terampil menggunakan jari dan tangannya? Jika belum, Anda bisa lebih sering mengajaknya melakukan berbagai aktivitas berikut:

Main Play-Doh. Ajak anak membuat bola dengan menggunakan telapak tangan; membuat bola kecil seperti kacang dengan ujung jari; atau menggunting Play-Doh yang dipipihkan dengan gunting plastik.

Merobek koran bekas. Robek dari atas ke bawah sampai kecil-kecil lalu remas menjadi bola-bola.

Main semprotan. Berikan alat penyemprot (bottle spray) berisi air pada anak dan biarkan ia membantu Anda menyirami tanaman atau membersihkan kaca.

Mencapit benda. Ajak anak mencapit benda seperti makaroni, kancing dan minta anak untuk memindahkan benda dari satu wadah ke wadah lain menggunakan pencapit. Anda bisa memberinya pencapit kue yang tersedia di rumah Anda.

Mengocok dadu. Pasti anak Anda suka diajak main lempar dadu yang sebelumnya dikocok dulu dengan cara mengatupkan kedua tangannya.
Bermain dengan obeng kecil. Alat elektronik yang sudah rusak di rumah bisa ikut jadi alat bantu. Biarkan si kecil mencoba ‘memperbaikinya’ dengan senjata obengnya.

1 tahun
Membenturkan dua kubus yang dipegang kedua tangannya.
Menunjuk benda dengan telunjuk.
Mengambil benda dengan pencapit.
Mulai coba-coba mencoret .
Memegang cangkir dan minum dari cangkir dengan tumpah sedikit .

18 bulan
Membangun menara dengan 3 balok.
Semakin sering corat-coret.
Makan dengan sendok.
Membuka kaus kaki sendiri.
Melepas dan memakai topi sendiri.

2 tahun
Membuat lingkaran dan garis horisontal meski belum sempurna.
Membangun menara dengan 6 balok.
Memegang krayon dengan telunjuk dan ibu jari.
Meronce dengan manik besar.
Menggunting.
Makan dengan sendok atau garpu.
Memegang cangkir dengan satu tangan.
Melorotkan celana sendiri.
Membuka kancing besar sendiri

Cita rasa seni si kecil

1-2 tahun
Mula-mula melukis memang lebih merupakan kegiatan fisik daripada wujud ekspresi cita rasa seni. Perhatikan deh, saat si kecil asyik menggunakan gerakan lengan suka-suka untuk membuat coretan garis yang mirip seperti benang kusut. Setelah bisa menggenggam krayonnya lebih baik, biasanya di antara usia 1,5 tahun dan 2 tahun, Anda akan mulai melihat munculnya bentuk-bentuk yang lebih jelas, misalnya garis-garis yang lebih teratur dan lingkaran-lingkaran yang belum sempurna.

Yang penting bagi anak di usia ini adalah menggerakkan ‘si krayon’. Ketika itulah tubuhnya ikut bergoyang ke sana kemari, dan itulah yang lebih mengasyikkan bagi dia. Dia belum fokus pada bentuk gambar yang dihasilkan. Pilihan warna pun dia belum paham, karena itu sebaiknya dorong dia untuk mencoba berbagai macam warna. Mungkin saja dia akan sering memakai warna hitam, karena warna itulah yang paling jelas di atas kertas.

Materi terbaik: Sehelai kertas yang besar dan krayon gendut (agar lebih mudah digenggam dan tidak patah dalam genggaman ekstra kuat si kecil).
Agar lebih semangat: Temani si kecil sambil corat-coret di kertas sendiri, dan ngobrol tentang warna yang ia pilih.

2-3 tahun
Sekarang si kecil sudah belajar bahwa Anda menyukai karya seninya, jadi, bersiaplah untuk melihat lebih banyak lagi. Ide bahwa sebuah gambar ‘punya arti’ baru saja muncul di benak dia.
Jadi, mungkin saja dia akan bilang kalau noktah merah yang dia ciptakan adalah sebuah mobil. Lucunya lagi, besok gambar yang sama itu bisa saja berubah menjadi seekor burung buat dia. Mendekati usia 3 tahun, kemampuan motoriknya akan makin terasah sehingga dia bisa menciptakan bentuk-bentuk yang lebih rapi. Pada usia ini, rata-rata anak sudah bisa membuat lingkaran dan bentuk persegi.
Materi terbaik: Cat jari dan play dough. Dia tak begitu tertarik untuk mematuhi garis tepi di buku mewarnai, tapi dia senang mengombinasikan berbagai warna di dalam gambar.

Agar lebih semangat: Sertai pujian sebagai bentuk penghargaan. Buat dia makin antusias dengan menanyakan soal ‘karya seni’ nya.

3-4 tahun
Artis sahabat Anda ini sekarang makin sadar bahwa dia bisa menggambar apa yang terbersit di pikirannya. Anda bisa memperhatikan bagaimana dia mulai membentuk sesuatu yang mirip seperti orang dan bilang bahwa itu adalah Anda. Dia juga akan mulai mengerti di mana sesuatu itu seharusnya diletakkan (seperti mata, hidung, dan mulut di wajah yang tersenyum). Karena dia ingin semua itu terlihat ‘benar’, dia mungkin menggambar sesuatu berulang-ulang.

Materi terbaik: Spidol yang bisa dihapus dan pensil warna yang awet dengan ujung yang tak mudah patah.

Agar lebih semangat: Setelah Anda lebih memahami karya seninya, tanyakan kenapa dia ingin menggambar seperti itu. Pasti deh, dia suka akan perhatian Anda, dan mungkin Anda bisa mengintip selintas apa yang ada di dalam benaknya.

4 tahun ke atas
Sekarang Anda akan melihat lebih banyak detail, seperti jari-jari di tangan, plus pemahaman akan proporsi ukuran. Contohnya, dia akan menggambar dirinya lebih besar daripada adik bayinya. Gambar keseluruhan di satu halaman juga sudah makin jelas, struktur dan pengulangan yang dia buat juga makin menarik. Setelah makin besar, kemampuan kognitif, motorik dan bahasanya akan makin canggih, begitu pun hasil gambarnya. Imajinasinya yang sudah makin berkembang akan membawa gambar-gambarnya mencapai tahapan baru.
Pada usia ini anak sudah makin detail dalam menggambarkan sesuatu. Gambar seorang anak juga sudah mulai bisa menampakkan emosi sebagai wujud perasaan yang dia tahan atau dia simpan. Paling mudah membaca emosi anak di usia ini melalui warna. Jadi, bila dia biasanya menggunakan warna-warna yang ceria mungkin suatu saat gambarnya akan didominasi oleh warna hitam.

Materi terbaik: Dia siap untuk menggunakan lem glitter, pensil puffy-paint, dan kuas lukis yang ramping.

Agar lebih semangat: Bantu dia mengumpulkan gambar-gambar favoritnya dalam sebuah map agar bisa dia pamerkan bila kakek nenek datang berkunjung.