1. PMS tipe A (anxiety)
Ditandai dengan gejala seperti rasa cemas, sensitif, saraf tegang, perasaan labil. Bahkan beberapa wanita mengalami depresi ringan sampai sedang saat sebelum mendapat menstruasi. Pemberian hormon progesteron kadang dilakukan untuk mengurangi gejala ini, tetapi beberapa peneliti mengatakan, pada penderita PMS tipe ini bisa jadi kekurangan vitamin B6 dan magnesium.
Saran: Penderita PMS A sebaiknya banyak mengkonsumsi makanan berserat, jangan merokok dan batasi asupan kafein yang berasal dari kopi, teh dan cokelat.
2. PMS tipe C (craving)
Ditandai dengan gejala edema (pembengkakan) pada perut kembung, nyeri pada buah dada, tangan dan kaki serta terjadi peningkatan pada berat badan. Pembengkakan itu terjadi akibat berkumpulnya air pada jaringan di luar sel (ekstrasel) karena asupan garam atau gula yang tinggi pada penderita. Gejala pada tipe ini dapat juga dirasakan bersamaan dengan tipe PMS lain. Pemberian obat diuretika diketahui dapat meminimalkan retensi (penimbunan) air dan natrium pada tubuh akan membantu mengurangi gejala yang ada.
Saran: Untuk mencegah terjadinya gejala ini penderita dianjurkan mengurangi asupan garam dan gula pada makanan serta membatasi jumlah cairan yang masuk ke dalam tubuh.
3. PMS tipe D (depression)
Ditandai rasa lapar ingin mengkonsumsi makanan yang manis (biasanya cokelat) dan karbohidrat sederhana (gula). Pada umumnya sekitar 20 menit setelah menyantap gula dalam jumlah banyak, timbul gejala hipoglikemia seperti kelelahan, jantung berdebar, pusing kepala yang terkadang sampai pingsan. Hipoglikemia timbul karena pengeluaran hormon insulin dalam tubuh meningkat. Dorongan untuk menyantap makanan manis disebabkan oleh stres, serta tubuh kekurangan asam lemak esensial (omega 6), atau kurangnya magnesium dalam tubuh.
Saran: Perbanyak konsumsi sayur-sayuran hijau, biji-bijian, gandum dan kacang-kacangan, serta makanan yang mengandung asam lemak esensial linoleat (minyak biji tumbuhan, minyak sayur)
4. PMS tipe H (hyperhydration)
Ditandai dengan gejala ingin menangis, lemah, gangguan tidur, pelupa, bingung, sulit dalam mengucapkan kata-kata (verbalisasi), bahkan kadang-kadang muncul rasa ingin bunuh diri atau mencoba bunuh diri. Biasanya PMS tipe D berlangsung bersamaan dengan PMS tipe A, hanya sekitar 3% dari seluruh tipe PMS benar-benar murni tipe D. Kombinasi PMS tipe D dan tipe A dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu stres, kekurangan asam amino tyrosine, atau kekurangan magnesium dan vitamin B (terutama B6).
Saran: Meningkatkan konsumsi makanan yang mengandung vitamin B6 dan magnesium dapat membantu mengatasi gangguan PMS tipe D yang terjadi bersamaan dengan PMS tipe A.
Senin, Februari 04, 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar