Senin, Juni 02, 2008

Jangan Sebar Ranjau Mental Pada Anak!

SETIAP perilaku anak sebagian besar hasil didikan atau penularan dari orangtua. Karena itu anak yang baik muncul karena orangtua yang baik. Sebaliknya, anakberperilaku buruk juga muncul dari orangtua yang buruk. Jangan salahkan anak bila mereka menjadi jahat atau kurang ajar. Mungkin Anda sebagai orangtua yang harus introspeksi. Bisa jadi Andalah yang kurang ajar dan menularkan pada anak. Mana yang Mengandung Ranjau Mental?Berikut adalah kuis yang dibuat oleh psikolog Kevin Steede, Ph.D, untuk mengetahui mana ranjau mental yang sering terjadi.

Pertanyaan:
1. “Sayang, ini mengagumkan sekali. Semua nilai rapormu bagus. Mama/Papa sayang deh sama kamu.”
A. Saya harus baik dalam segala hal.
B. Diri saya adalah prestasi-prestasi saya.
C. Emosi-emosi negatif adalah buruk.
D. Semua orang harus menyukai saya.
E. Melakukan kesalahan atau minta pertolongan adalah salah.

2. “Sekarang dengarkan ya, Nak, saya tahu berlatih musik (atau yang lain) itu berat, tetapi saya dulu belajar menyukainya. Karena itu kamu pun pasti bisa.”
A. Saya harus baik dalam segala hal.
B. Diri saya adalah prestasi-prestasi saya.
C. Emosi-emosi negatif adalah buruk.
D. Semua orang harus menyukai saya.
E. Melakukan kesalahan atau minta pertolongan adalah salah.

3. “Ma/Pa, dia tidak mau main lagi dengan saya. Mungkin dia marah karena saya kemarin main sama teman yang lain,” kata si anak. “Dengar sayang, kamu sekarang temui dia dan minta maaf. Kamu tidak mau dia marah sama kamu, ‘kan?”
A. Saya harus baik dalam segala hal.
B. Diri saya adalah prestasi-prestasi saya.
C. Emosi-emosi negatif adalah buruk.
D. Semua orang harus menyukai saya.
E. Melakukan kesalahan atau minta pertolongan adalah salah.

4. “Pa/Ma, mau nggak menolong saya menyusun mainan ini?” tanya si anak. “Tidak, Papa/Mama tidak bisa membantu. Dulu Papa/Mama dibiarkan Kakek/Nenek menyelesaikan mainan itu sendiri. Begitu cara mereka mengajar Mama/Papa jadi ‘orang bener’.”
A. Saya harus baik dalam segala hal.
B. Diri saya adalah prestasi-prestasi saya.
C. Emosi-emosi negatif adalah buruk.
D. Semua orang harus menyukai saya.
E. Melakukan kesalahan atau minta pertolongan adalah salah.

5. “Sudahlah sayang, tidak usah terlalu pusing. Mama/Papa yakin kamu nanti akan dapat nilai baik.”
A. Saya harus baik dalam segala hal.
B. Diri saya adalah prestasi-prestasi saya.
C. Emosi-emosi negatif adalah buruk.
D. Semua orang harus menyukai saya.
E. Melakukan kesalahan atau minta pertolongan adalah salah.

6. Apakah jalan terbaik untuk menghindari penanaman ranjau mental pada anak-anak?
A. Banyak menonton tayangan film anak-anak.
B. Melakukan koreksi hanya pada saat benar-benar diperlukan.
C. Mengenal ranjau mental pada diri kita sendiri dan gaya pengasuhan kita.

7. Konsep kritis yang menjadikan anak-anak mengerti bahwa orangtua mereka mencintai mereka, apa pun yang terjadi, disebut:
A. Perubahan paradigma.
B. Cinta tanpa syarat.
C. Cinta tak berbalas.

Jawaban:
1. B. Pernyataan orangtua ini menegaskan bahwa cinta mereka kepada anak didasarkan pada sebaik apa prestasi si anak di sekolah.
2. A. Pernyataan ini menegaskan, jika anak tidak suka dan tidak pandai bermain musik (atau yang lain seperti diinginkan orangtua), berarti ada yang salah pada dirinya.
3. D. Pernyataan ini menegaskan bahwa karena temannya marah, si anak pasti telah melakukan sesuatu yang salah.
4. E. Pernyataan itu menegaskan bahwa si anak bukan “orang bener” jika dibantu menyelesaikan pekerjaannya itu.
5. C. Dengan pernyataan itu anak akan menangkap pesan bahwa merasa cemas sebelum menghadapi ujian penting adalah hal yang tidak normal.
6. C. Jika orangtua menyadari keyakinan irasional pada diri mereka, akan lebih sensitif terhadap pentingnya menghindari penanaman ranjau mental kepada anak-anak.
7. B. Cinta sejati (tanpa syarat) mengomunikasikan kepada anak pesan bahwa mereka memiliki nilai dan berharga, lepas dari bagaimana perilaku mereka di saat apa pun

Tidak ada komentar: