Minggu, September 14, 2008

Mama pun bisa salah

Kesalahan: Memakai sepatu dalam rumah
Bayi sering bermain di lantai dan karpet – dan sepatu Anda membawa kotoran, bahan kimia dan debu jalan. Belum lagi, bayi suka memasukkan benda-benda kecil yang mereka temukan ke dalam mulut.
Solusi pintar:
Beritahu tamu dengan sopan untuk melepaskan sepatu mereka sebelum memasuki rumah. Alternatif lain, Anda dapat menyediakan keset berkualitas tinggi di luar pintu masuk untuk mengibaskan sepatu mereka, juga keset yang lebih halus di dalam pintu masuk untuk merontokkan sisa-sisa debu.

Kesalahan: Mengira pengasuh anak memahami instruksi Anda.
Bersikaplah jelas. ”Karena kesibukan di kantor, saya pernah mempercayakan babysitter untuk membawa putri saya ke dokter dekat rumah. Ia tidak bilang antibiotika harus dihabiskan walau batuk si kecil sudah membaik. Alhasil, pemyembuhan anak saya tak tuntas,” cerita Putri Mahendra, mama Alya (3 tahun), yang bermukim di Kemanggisan, Jakarta Barat.
Solusi pintar:
Entah itu staf TPA, babysitter, atau ibu Anda sendiri, Anda perlu mencatat semua instruksi dalam bahasa sederhana, langsung dan akurat. ”Jangan mengatakan ’satu atau 2 pil’ atau ’berikan kalau ia terlihat sakit,’ karena pengasuh tidak bisa diharapkan untuk membuat keputusan,” kata Gloria Mayer, kepala Institute for Healthcare Advancement, di La Habra, California, yang mempelajari ilmu komunikasi medis. Suruh mereka membaca petunjuk Anda kembali untuk meyakinkan bahwa instruksi sudah benar.

Kesalahan: Mengobati gejala flu dengan obat bebas tanpa konsultasi ke dokter.
Sangat berbahaya: obat yang mengandung pseudoephedrine. ”Memang bayi lebih nyaman, tapi tidak sembuh secara tuntas. Juga, efek sampingnya tidak bisa diremehkan,” kata Steven Kairys, M.D., ketua Departemen Kesehatan Anak di Jersey Shore University Medical Center, Neptune, New Jersey. Menyebabkan komplikasi: hiperaktif ringan, tekanan darah tinggi dan detak jantung tidak teratur.
Solusi pintar:
Selalu berkonsultasi pada dokter sebelum memberi bayi obat apapun, termasuk acetaminophen khusus bayi pada si 3 bulan atau kurang (obat itu bisa ’meredakan’ demam, padahal demam butuh penanganan medis segera). Bagi bayi usia di atas 3 bulan, boleh-boleh saja Anda memberi acetaminophen khusus bayi tanpa konsultasi ke dokter untuk meredakan rasa tidak nyaman ketika baru tumbuh gigi, terbentur, dan flu. Anda bisa meredakan penyakit bayi dengan memberinya banyak cairan atau tetesan air garam untuk meredakan hidung tersumbat, menggunakan alat pelembab udara, dan menopang letak kepalanya saat tidur.

Kesalahan: Berbagi sendok atau ’membersihkan’ dot dengan mulut Anda.
Mama adalah sumber utama penyebar kuman pada gigi bayi. Jika Anda menghentikan perkembangan kuman pada mulut si kecil (bahkan sebelum tumbuh gigi) Anda bisa melindunginya dari masalah gigi. ”Apapun yang disertai ludah bisa menyebarkan bakteri,” kata Sally Cram, dokter gigi sekaligus jurubicara American Dental Association, Washington DC.
Solusi pintar:
Secara berkala periksakan gigi Anda, gosoklah gigi 2 kali sehari, bersihkan gigi dengan dental floss sehari sekali, dan gunakan obat kumur berfluoride. Atau, kunyahlah permen karet yang menggunakan pemanis xylitol. Semua ini akan mengurangi risiko penyebab kuman. Dan daripada memakai sendok bareng, pura-pura saja mencicipi makanan.

Kesalahan: Mengganti susu formula untuk menghentikan gumoh
Sering-sering ganti susu formula membuat dokter sulit mengidentifikasi masalah yang sesungguhnya, entah itu alergi susu, muntah, atau lainnya. Ketika disusui, si kecil gumoh dan menangis. Dokter menganjurkan untuk mengganti ASI dengan formula nabati untuk mengatasi alerginya. Tidak menolong sih, tapi dengan menghapuskan kemungkinan alergi, dokter membuat diagnosa yang tepat, yaitu kecenderungan mual dan muntah.
Solusi pintar:
Bekerjasamalah dengan dokter untuk menemukan penyebab masalah, terutama bila anak tidak bertambah berat badannya (atau makin kurus) atau bila ada darah pada kotorannya (bisa jadi ia alergi terhadap formula dari susu). Mungkin juga, Anda diminta untuk mengganti susunya. Untuk masalah muntah, pendekatan lain bisa dilakukan. Saat menyusu, bibir bayi harus menghisap penuh dot sehingga tidak ada udara yang masuk; Anda bisa bereksperimen dengan dot lain. Tegakkan bayi selama sekitar 1/2 jam setelah menyusu, berikan porsi sedikit tapi sering, sering-sering sendawakan bayi (juga di sela-sela menyusu), dan letakkan gulungan handuk di salah satu sisi ranjang agar ia tertidur dengan kepala meninggi. Kalau bayi sering muntah, jangan diletakkan di ayunan atau kursi goyang.

Kesalahan: Membungkus badan bayi untuk membuatnya hangat.
Beberapa hari setelah kelahirannya, suhu tubuh bayi relatif normal. Memakaikan ia pakaian berlapis-lapis bisa membuatnya dehidrasi dan kepanasan, kata Trina Austin, M.D., kepala Orange Coast Memorial Medical Center, di Fountain Valley, California. Selama tidur, suhu tubuh yang terlalu panas bisa mengganggu sistem pernapasannya, dan meningkatkan risiko SIDS (sindroma bayi mati mendadak).
Solusi pintar:
Baik di dalam atau di luar ruangan, ukurannya adalah diri Anda. Sebaiknya, nyalakan AC sedang-sedang saja, sehingga Anda juga tak perlu berselimut.

Kesalahan: Tidak menciptakan udara yang segar.
Paru-paru bayi yang masih kecil sangat peka terhadap sumber alergi, asap rokok, dan zat beracun dari cat atau perabot baru. Penyegar udara tidak menolong, karena melepaskan zat polutan yang menurut penelitian memicu diare, sakit telinga, dan gejala lain bagi sebagian bayi. Dan banyak ’pembersih udara’ elektronik tidak bisa membersihkan udara dengan sempurna.
Solusi pintar:
Membuka jendela kamar bayi setiap pagi selama beberapa menit agar terjadi pertukaran udara. Tanaman rumah (lily dan palem bambu) juga bisa membersihkan karbondioksida dan zat kimia. Lalu, semangkuk soda kue menyerap bau, dan bunga segar akan mengharumkan ruangan.

Kesalahan: Tidak mengukur suhu tubuh saat bayi tampak sakit.
Orangtua sering mengabaikan termometer dengan alasan, ”Ah, nggak terlalu panas, kok.” Tapi, gejala klinis demam adalah hal yang perlu Anda waspadai pada bayi baru lahir, kata Peter Tesler, M.D., kepala St. Luke’s Roosevelt Hospital di New York. Demam pada bayi di bawah usia 3 bulan bisa mengindikasikan adanya infeksi dan si kecil harus segera dibawa ke dokter.
Solusi pintar:
Bila bayi kelihatan sakit, ukur suhu tubuhnya dengan termometer yang dimasukkan ke anus. Termometer ini memberi hasil paling akurat sampai anak mampu menahan termometer di bawah lidahnya (biasanya sekitar usia 2 tahun).

Tidak ada komentar: