Meski terdengar sepele tetapi tersedak adalah hal yang berbahaya. Selain dapat membuat jalan nafas tersendat hingga tertutup sama sekali, bila dibiarkan peristiwa tersedak dapat berakibat fatal hingga menimbulkan kematian.
Hanya sesaat setelah Kevin (4 tahun) menggigit hotdog-nya, teman sepermainannya, Peter (4,5 tahun) memperlihatkan wajah lucu padanya. Meski baru akan menelan hotdog yang digigitnya, rasanya Kevin tak bisa menahan rasa geli melihat aksi Peter. Nyatanya, tertawa sambil menelan sangat sulit.Dalam sekejap, hotdog dalam mulutnya menyangkut ditenggorokan hingga ia tidak bisa bicara dan bernafas, bahkan Kevin sama sekali tak bisa bersuara. Kevin tersedak. Tentu saja kejadian itu membuat Anne (32 tahun) guru Kevin dan murid-murid lainnya di TK tersebut panik.
Meski terdengar sepele, tetapi tersedak merupakan peristiwa yang sangat menakutkan. Selain dapat membuat jalan nafas tersendat hingga tertutup sama sekali, bila dibiarkan peristiwa tersedak dapat berakibat fatal hingga menimbulkan kematian. ‘’Pada kondisi tertentu, tersedak bisa menyumbat saluran nafas secara total sehingga membuat tidak dapat bernafas. Ini bisa berujung kematian,’’ kata Dr. Oemi A. Tadjudin, Sp. THT, dokter spesialisTHT (telinga-hidung- tenggorokan) , Siloam Hospitals Kebon Jeruk.
Demikian pula menurut Steven Dowshen, MD, seorang spesialis endokrinologi, di Division of Endocrinology Alfred I. duPont Hospital for Children, Wilmington, DE. Tersedak, katanya, secara sederhana merupakan peristiwa tertutupnya jalan nafas akibat adanya suatu objek yang menyangkut di tenggorokkan sehingga menghambat aliran udara baik keluar maupun masuk. ‘’ Pada kondisi itu, anak tidak bisa bernafas, atau mengeluarkan suara apapun.Lama kelamaan, wajahnya akan kemerahan hingga kebiruan, sebab oksigen yang dihirup semakin berkurang,’’ tuturnya dalam kidshealth.org.
Hindari Sebelum Terlambat
Menurut Center for Disease Control and Prevention (CDC), umumnya anak balita yang tersedak disebabkan oleh makanan. Pada situs med.umich.edu disebutkan langkah-langkah dasar yang dapat dilakukan untuk menghindarkan anak dari tersedak, yaitu :
1. Perhatikanlah si kecil saat sedang makan dan bermain. Si kecil sebaiknya berada dalam posisi duduk saat makan.
2. Hindari makanan beresiko, The American Academy of Pediatrics dalam jurnal “Choking: common dangers for children” menyebutkan bahwa anak di bawah usia 4 tahun sebaiknya tidak diperkenalkan dengan sejumlah makanan. Diantaranya hotdog, kacang, popcorn, permen karet, selai kacang, kismis, potongan daging dalam ukuran besar dan kurang empuk, serta keju.
3. Jangan terburu-buru saat makan. Potonglah makanan anak dalam ukurankecil, lalu ingatkan anak untuk mengunyah makanan yang disantapnya dengan baik.
4. Jauhkan mainan berbahaya, dan perabotan rumah tangga yang dapat dimasukan mulut/ menyangkut di tenggorokan.
5. Belajarlah teknik dasar pertolongan pertama pada anak yang tersedak.
Inilah langkah-langkah yang bisa Anda lakukan jika si kecil tersedak :
* Tenang. Sebelum melakukan pertolongan pertama, katakan pada anak untuk tenang.
* Batuk. Mintalah anak untuk membatukkan benda yang menyebabkan tersedak. Batuk yang cukup kuat diperlukan untuk mengeluarkan benda penyebab tersedak. Bila anak masih bisa bicara, Anda bisa lebih tenang karena umumnya mereka bisa mengeluarkan benda hanya dengan membatukkannya.
* Membungkuk. Bila dengan batuk, benda penyebab tersedak tidak juga bisa keluar, mintalah ia batuk sambil membungkuk atau posisi kepala lebih rendah. Gaya gravitasi akann membantu ia mengeluarkan benda tersebut.
* Manuver Heimlich, Bila cara di atas tidak berhasil juga, lakukan tindakan pertolongan dengan Manuver Heimlich. Manuver Heimlich adalah tindakan yang dikenal dapat menolong orang yang tersedak. Meski demikian, menurut Steven Dowshen, MD sebaiknya Manuver Heimlich dilakukan oleh orang yang sudah terlatih, karena bila tidak justru bisa berbahaya bagi bayi/anak yang tersedak.
Dalam situs webmd.com terangkum langkah-langkah Manuver Heimlich sebagai
berikut:
* Untuk bayi kurang dari 1 tahun
1. Baringkan bayi dengan wajah menghadap ke bawah dan jari-jari tangan kanan Anda menahannya di bahu dan leher bayi, dengan lengan bawah kiri sebagai landasan.
2. Beri lima kali tepukan di punggungnya dengan tangan yang satunya.
3. Jika ini gagal, balikkan badannya hingga wajahnya menghadap Anda, lalu
dengan dua jari, tekan sebanyak lima kali di tulang dada bagian bawah,
kurang lebih satu jari dari garis yang dibentuk oleh kedua puting susu bayi.
4. Periksa mulut dan ambil semua benda yang dapat Anda lihat.
5. Ulangi langkah-langkah tersebut, jika diperlukan.
6. Bila bayi tidak sadar, mulailah resusitasi dan bawalah ke rumah sakit (UGD).
* Untuk anak lebih dari 1 tahun dan dewasa
1. Berdiri di belakang anak, carilah bagian bawah iganya.
2. Letakkan telapak Anda di perut anak di atas pusarnya dan buat kepalan.
Bagian jempol berada pada perut anak.
3. Letakkan telapak tangan sisi lain di atas kepalan.
4. Tekan perut ke arah atas sampai benda terpental ke luar. Perhatikan kekuatan tekanan sesuai keadaan fisik anak. PG
Mainan yang Menakutkan
Di Amerika Serikat, balon menjadi penyebab utama kematian pada anak-anak pada saat bermain, melebihi mainan lainnya. Berdasarkan data National SAFE KIDS Campaign (NSKC) : Airway Obstruction Injury Fact Sheet. Washington (DC): NSKC, 2004, banyak anak yang tertarik pada balon karet, tidak hanya untuk meniupnya tetapi juga mengemutnya, sehingga tidak sengaja menyangkut di tenggorokan. ‘’Ini dapat menjadi kasus tersedak yang sangat berbahaya karena akan menutupi tenggorokan atau jalan aliran udara secara total,’’ demikian seperti yang tertera dalam situs med.umich.edu. Mainan lain yang berbahaya di antaranya adalah:
* Potongan robot, boneka, dan mainan lainnya yang rusak, kelereng, bola kecil –dalam ukuran yang bisa ditelan— koin dan tutup pulpen.
Untuk itu, awasilah si kecil saat bermain dan hindari membeli mainan yang beresiko baginya. Jika ada mainan yang rusak/patah, lebih baik segera diperbaiki atau jauhkan sama sekali dari jangkauannya, terutama bagian berukuran kecil yang dapat dimasukan ke mulut anak. PG
Senin, Agustus 04, 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar