Oleh: Drg. Isnaniah
Tumbuhnya gigi bayi membuat orang tua bahagia. Tapi, prosesnya bisa menganggu si kecil.
Bayi anda tiba-tiba rewel, demam, atau batuk-batuk? Coba periksa mulutnya, terutama gusi bagian depan. Anda mungkin akan menemukan dua bakal gigi yang mulai tumbuh.
Proses Munculnya Gigi
Setiap orang tua tentu menunggu saat gigi anaknya mulai tumbuh. Setiap anak mendapatkan gigi pertamanya dalam usia yang berbeda-beda, tapi umumnya saat bayi berusia 4-6 bulan.
Sebenarnya di dalam kandungan bayi sudah memiliki 20 gigi susu yang terkubur di dalam gusi. Seiring dengan bertambahnya usia bayi, gigi-gigi ini akan muncul secara bertahap. Diawali oleh munculnya dua gigi pertama yang tumbuh di gusi tengah – bawah. Kurang lebih satu bulan kemudian tumbuh lagi dua gigi di gusi tengah- atas.
Berikutnya setiap 4-5 bulan tumbuh lagi dua gigi di gusi bawah dan gusi atas. Letaknya bersebelahan dengan gigi yang sudah ada.. Pertambahan gigi akan terus berlangsung hingga semua gigi susu muncul. Kira-kira saat usia bayi 22-26 bulan. Gigi permanen akan tumbuh saat anak berusia sekitar 6 tahun.
Ketika pertama kali gigi muncul sejak itu pula anda harus melakukan perawatan gigi bayi. Gunakan kain kasa yang dililitkan di jari untuk membersihkan gigi dan gusinya. Selain itu periksakan gigi anak secara teratur. American Dental Association menganjurkan, perawatan gigi ke dokter dimulai ketika gigi pertama anak mulai tumbuh.
Bila si kecil mendapatkan ASI, giginya akan lebih terjaga. Tetapi jika bayi mendapatkan susu botol, perlu ekstra perhatian. Penggunaan botol yang kurang tepat dapat merusak keindahan dan tumbuh kembang gigi bayi.
Tanda tumbuhnya gigi
Bila orang tua merasa bahagia saat gigi si kecil tumbuh, sepertinya tidak bagi bayi. Tumbuhnya gigi adalah saat yang tidak mengenakkan. Bayi mungkin merasa nyeri atau gatal saat giginya tumbuh. Rasa nyeri sama sekali bukan karena gusi yang terluka akibat kemunculan gigi. Melainkan beberapa sel-sel di gusi menjadi mati dan memisahkan diri sehingga gigi dapat muncul ke luar. Kondisi ini disebakan banyaknya pergerakkan dan perubahan di dalam tulang rahang dan diantara gigi geligi saat gigi akan muncul kepermukaan.
Akibat rasa nyeri ini, tingkah laku bayi kadang berubah. Beberapa bayi menjadi sangat sensitif dan sulit tidur. Sayang, orang tua seringkali tidak menangkap perubahan ini sebagai gejala tumbuhnya gigi. Sebagai petunjuk, secara umum bayi yang giginya sedang tumbuh biasanya akan mengeluarkan air liur yang lebih banyak. Ini disebabkan karena ada rangsangan di dalam mulutnya.
Selain itu bayi juga akan lebih senang menggigit benda yang ada di dekatnya. Dengan mengigit bayi dapat ‘melupakan’ rasa tidak nyaman di mulutnya. Perilaku ini sering memicu diare karena bayi kerap mengigit benda yang tidak bersih.
Meskipun jarang, ada pula bayi yang batuk saat tumbuh gigi. Diduga, karena banyaknya air liur di dalam mulut. Gejala lain yang dianggap sebagai akibat tumbuhnya gigi adalah demam. Demam timbul karena terjadi perubahan perilaku anak dan nyeri akibat tumbuhnya gigi.
Yang perlu anda lakukan saat gigi si kecil tumbuh:
Bersihkan mulut (gigi, gusi, dan lidah) bayi secara teratur terutama sehabis minum susu atau minuman manis lainnya juga sehabis makan.
Berikan benda yang bersih dan aman pada bayi untuk digigit. Misalnya: Wortel, buah-buahan, atau teether (mainan yang dapat digigit terbuat dari plastik tak beracun dan berisi cairan).
Bila bayi tidak bisa tidur karena nyeri akibat tumbuhnya gigi berikan obat pereda nyeri yang dianjurkan dokter.
Cobalah mengosok atau memijat gusi bayi dengan jari yang bersih atau gel khusus pereda nyeri gusi bayi.
Referensi
Mosby Pawlah. E. A dan Hoag. P. M, Essential of Periodontics.
Jurnal Kedokteran Gigi, Pengaruh zat-zat gizi dalam tumbuh kembang email gigi susu anak. PDGI 40.
Selasa, April 08, 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar