Kamis, Februari 10, 2011

5 Mitos tentang Pengasuhan Anak

Sudah benarkah cara Anda mendidik atau mengasuh anak? Hm... Anda tak akan pernah
tahu. Anda harus mengetahui lebih dulu apa pengaruh baik-buruknya terhadap anak,
jika mendapatkan pola pengasuhan seperti yang Anda lakukan.
Dalam buku Nurtureshock: New Thinking About Children, Po Bronson dan Ashley
Merryman mengungkap betapa banyak asumsi kita mengenai anak yang ternyata tak
dapat dijadikan pegangan lagi. Kedua wartawan ini juga menunjukkan banyak hal
mengenai pola asuh yang ternyata hanya sekadar mitos. Berikut adalah lima
contohnya:

1. Tentang berbohong. Mengancam anak dengan hukuman saat ia berbohong, akan membuatnya mengungkapkan yang benar.
Bronson tak sepakat dengan pendapat ini. Hal ini hanya akan membuat si kecil
memandang persoalan dalam konsep yang egois: "Mengakui apa yang benar artinya
aku akan menderita, jadi mendingan aku tetap berbohong." Sebenarnya alasan ia
berbohong adalah untuk membuat Anda senang. Jadi cara terbaik untuk mencegahnya
berbohong adalah dengan mengatakan, "Ibu pasti senang kalau kamu mau bilang yang
sebenarnya." Anak akan memelajari bahwa ada alasan lain untuk tidak berbohong.
Dan ini adalah cara untuk mengawalinya.

2. Tentang keyakinan diri. Memuji anak akan meningkatkan kepercayaan dirinya.
Selalu menyatakan bahwa anak Anda pintar setiap kali ia menunjukkan hasil
kerjanya juga tak selalu baik. Anda menunjukkan bahwa kesalahan apapun yang
berpotensi mempermalukan dirinya harus dihindari. Si kecil juga akan berhenti
mencoba segala sesuatu, meskipun hal tersebut tak begitu sulit dilakukan. Lebih
lanjut, tindakan Anda akan mengirimkan pesan bahwa usaha anak tidak penting
selama ia pintar. Pujilah upayanya, bukan sosok si anak.

3. Tentang kecerdasan. Anak yang berbakat akan terlihat sebelum menginjak usia 5
tahun.

Dari setiap 100 anak usia TK yang disebut berbakat berdasarkan tes intelejensia
yang standar, hanya 27 dari anak-anak tersebut yang akan tetap dianggap berbakat
sampai kelas 3 SD. "Satu persen teratas akan berada dalam daftar 10 persen
teratas lima tahun sesudahnya," kata Dr Donald Rock, Senior Research Scientist
di Educational Testing Service. "Tetapi anak-anak yang hasil tesnya baik mungkin
tidak akan ada di posisi tersebut hingga kelas 3 SD."

4. Tentang tontonan mereka. Film-film kartun yang disiarkan di televisi pasti
baik untuk usia mereka.

Film kartun memang kesannya kekanak-kanakan, tetapi belum tentu baik untuk
mereka. Anda mungkin akan mengira bahwa film yang menunjukkan sikap saling
berbagi dan menyayangi tidak akan membuat mereka menjadi agresif, dibandingkan
bila mereka menonton film-film penuh kekerasan. Namun, anak-anak yang masih
sangat kecil seringkali belum mampu menangkap pelajaran yang ingin disampaikan
pada bagian akhir film. Dengan demikian, semua konflik yang menunjukkan perilaku
buruk tidak ditanggapi anak sebagai sesuatu yang harus diubah, melainkan justru
sebagai instruksi mengenai bagaimana harus berperilaku.

5. Tentang bullying. Sebagai orangtua, Anda harus memastikan tidak ada toleransi sama sekali mengenai tindakanbullying, termasuk mengejek, menyebutnya dengan panggilan yang buruk, dan mengucilkannya.
Semua orang pasti tahu bahwa bullying bisa memberikan pengaruh yang sangat
buruk, bahkan bisa mematikan. Namun mengejek atau mengacuhkan anak lain di
tempat bermain adalah bagian yang normal (atau bahkan menyenangkan) dari proses
ia berkembang. Kalau anak diejek, ia tentu bisa belajar bagaimana menangkis atau
mengatasinya.

sumber
:http://sambilminumt eh.blogspot. com/2010/ 12/5-mitos- tentang-pengasuh an-anak.html